Saturday 18 February 2017

    Saat matahari hampir terbenam terdengar sorak sorai dari sekelompok pasukan perang akan tetapi suara itu langsung terdiam tanpa kata kecuali jeritan sedih dari para senopati dan para pangeran saat sepucuk anak panah yang bernama Pasopati memenggal leher Pangeran Jayadrata. Ternyata matahari telah ditutup oleh senjata Cakra milik Prabu Kresna sehingga tampak seolah-olah senja telah tiba dan saat senjata Cakra ditarik kembali oleh sang Kresna maka matahari menampakkan sinarnya yang sesungguhnya.
     Sepenggal kisah diatas adalah suatu cara atau taktik dalam mencapai harapan yang diinginkan. Seperti wedangan yang satu ini memilih nama yaitu Wedangan Ramah Lingkungan. Letaknya didaerah Solo ke barat tepatnya daerah Kartasura. Jika Anda dari arah Semarang atau Jogja saat akan memasuki Solo pasti akan menemui pertigaan yang ditengahnya ada patung pejuang '45, dari patung itu menuju ke timur atau ke arah Solo dan akan menemui perempatan yang ada lampu merahnya dan masyarakat sekitarnya sering menyebutnya sebagai perempatan Kartasura, dari perempatan ini belok ke kiri atau ke utara ke arah Bandara Adi Sumarmo akan menemui perempatan jika ke kanan menuju RS Karima Utama dan jika ke kiri menuju ke lokasi Wedangan Ramah Lingkungan.
Ternyata dari Wedangan Ramah Lingkungan ini dari sisi hidangan tidak jauh berbeda dengan wedangan pada umumnya tapi yang menonjol adalah lokasi yang nyaman, luas, bersih, romantis, artistik dan bisa kita booking jika ada keperluan seperti rapat, arisan, pertemuan keluarga dll. Ada  salah satu menu yang tidak semua tempat ada yaitu Wedang Kelor, ini adalah hasil seduhan dari daun kelor atau orang Eropa menyebutnya Miracle Tree. Rasanya sangat berbeda dengan minuman yang lain, rasanya beda dengan wedang uwuh, beda dengan wedang secang dan pokoknya beda dengan wedang wedang yang lain.
Tempat yang nyaman karena luas dan bersih menjadi salah satu andalan dalam menarik pembeli, tidak seperti wedangan pada umumnya yang hanya ada lesehan dengan tikar lalu bangku kayu panjang disekitar gerobak, tempat ini sangat beda karena selain memakai meja kursi juga ada lesehan tapi di tempat yang menyerupai semacam rumah panggung, juga ada meja dengan payung bundar layaknya di suatu resort. Dari sisi harga seperti pada wedangan pada umumnya tapi dari hidangan nasi tidaklah memakai daun pisang melainkan dengan menggunakan piring jadi nasi selalu hangat karena disimpan dalam pemanas nasi (magic jar), inilah kenapa sang pemilik menamakan Wedangan Ramah Lingkungan sebab hidangan nasi tidak menggunakan daun pisang akan tetapi memakai piring jadi tidak menyebabkan volume sampah bertambah.
     Jika Anda masih penasaran juga silahkan buktikan kebenarannya didaerah Kartasura maka dijamin Anda tidak kecewa karena sesuai antara tulisan ini dengan kenyataan yang akan Anda lihat. Dan jangan lupa share lewat medsos (WA, FB. Instagram dll) yang Anda miliki agar teman, keluarga, sahabat Anda  juga bisa membuktikan sensasi tempat ini seperti yang Anda rasakan.







  Supported by : www.prayudi3k.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment

Definition List

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Sample Text

Pages

Recent Posts

Popular Posts