Tuesday 16 May 2017


   
 Kota dengan beragam warna kehidupan, suku, agama, profesi, latar belakang ekonomi, sosial dan banyak hal lainnya maka kota itu akan bermunculan berbagai jenis bisnis mulai dari skala kecil, menengah, besar hingga berupa jaringan seperti tangan gurita. Begitu juga di kota SOLO, banyak berbagai jenis bisnis yang tersebar di berbagai tempat seluruh SOLO tergantung dari pertimbangan masing-masing pemilik bisnis tersebut. Ada yang mempunyai pertimbangan jika membuka bisnis di daerah tengah kampung maka akan sedikit pesaing sehingga bisa "menguasai" lingkungan tersebut misalnya membuka apotek yang baru akan lebih banyak peluangnya di tengah kampung/desa karena bisa menguasai pangsa pasar daerah itu karena jika membuka apotek baru hanya dengan berpedoman lokasi yang ramai lalu lalang manusia maka kemungkinan besar akan kalah dengan apotek lama yang sudah mempunyai brand terlebih dahulu, pendapat ini dilontarkan seorang apoteker senior alumni USB, Niken Dwi Handayani. Bisnis juga bisa dibangun di tengah kota dengan pertimbangan semakin banyak manusia berkumpul maka akan semakin mudah memperkenalkan produk bisnis yang kita miliki.
     Di SOLO ada beberapa tempat yang menjadi pusat bisnis sejak bertahun-tahun lamanya bahkan sejak tahun 1980-an sudah menjadi tempat yang cukup padat lalu lintasnya. Tempat-tempat itu yang akan kami coba tampilkan dalam artikel kali ini.


 Coyudan adalah nama salah satu tempat yang sering disebut masyarakat SOLO sebagai salah satu tempat tujuan mencari kebutuhan yang terletak di salah satu bagian ruas jalan Dr.Radjiman, ruas jalan ini dimulai dari timur tepatnya depan Pasar Klewer hingga ke barat sampai perempatan lampu merah Pasar Jongke. Terdiri dari banyak toko mulai dari toko emas, toko perlengkapan sekolah (sepatu, tas, buku, alat tulis dll), toko aksesories, toko baju anak dewasa, toko kain, toko alat olah raga & musik dan masih banyak lagi. Ruas jalan di daerah Coyudan terkenal macet pada jam tertentu terutama pada hari libur atau bahkan long weekend akan bertambah macet, jam sibuk dimulai dari jam 11:00 hingga malam hari menjelang tutup toko sekitar jam 20:30. Disarankan jika akan mengunjungi daerah Coyudan dengan kondisi tidak terlalu ramai sebaiknya datang sebelum jam 12 siang karena semakin siang akan semakin ramai para pembeli di masing-masing toko juga akan kesulitan menemukan tempat parkir kendaraan.




  Kalilarangan dikenal dengan daerah yang terdapat banyak perajin percetakan untuk sarana promosi (MMT, acrylic dll), kartu nama, samir wisuda, baliho, pamflet dan masih banyak lagi. Selain itu juga terdapat beberapa toko pusat oleh-oleh khas SOLO, hotel, warung soto, warung bakso Kalilarangan, pengobatan tradisional (Shin She), toko baju anak-anak, toko perlengkapan jahit dll. Letak jalan Kalilarangan ini tidak jauh dari Coyudan, tepatnya dari perempatan Matahari Singosaren ke selatan ada perempatan pertama, dari perempatan itu ke barat dan ke timur disebut Kalilarangan. Jalan ini juga padat jika daerah Coyudan padat karena orang akan mencari jalan alternatif menuju maupun keluar dari Coyudan.

          Jalan Slamet Riyadi pada jaman penjajahan Belanda menurut cerita orang tua saya pada awalnya bernama Jalan Purwosari (Poerwasariweg) merupakan jalan utama kota SOLO mulai dari bundaran Purwosari hingga ke bundaran Gladag dan pernah dinobatkan sebagai jalan terpanjang se-Asia Tenggara maka  sudah pasti menjadi pusat bisnis di SOLO karena selain sebagai jalan yang sangat aktif di SOLO juga lebar jalan yang mampu menampung alat transportasi dalam jumlah yang paling banyak dibanding ruas jalan yang lain di kota SOLO juga panjang jalan mencapai 5 km. Banyak sektor bisnis yang terletak di sepanjang Slamet Riyadi mulai dari kuliner, hotel berbintang, rumah sakit, pusat perbelanjaan/mall, bank BUMN maupun swasta, toko elektronik, toko aki, toko cat, klinik kesehatan, taman hiburan dan masih banyak lagi. Pada saat tertentu sudah pasti banyak alat transportasi yang menumpuk terutama pada akhir pekan, libur panjang (long weekend), perayaan Tahun Baru 

Saturday 13 May 2017

     SOLO adalah kota yang sarat dengan kegiatan masyarakatnya termasuk dalam mobilisasi atau pergerakan, banyak berbagai jenis kendaraan mulai dari yang tanpa mesin dan bermesin bahkan dari motor hingga mobil juga mulai padat akhir-akhir ini. Ada kalangan yang menyukai tipe motor maupun mobil tertentu hingga mereka menggunakannya sebagai alat transportasi utama bahkan sebagai hobi dikarenakan keunggulan masing-masing produk itu sendiri. 
     Ada sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam memilih mobil yaitu Vantrend. Beragam alasan mereka memilih jenis mobil kategori station wagon ini karena mobil ini terkenal dengan mesin yang handal, bandel, kuat di jalan datar maupun tanjakan, irit dengan perbandingan 1 liter premium mencapai 12-14 Km (dalam kondisi mobil masih standard), suku cadang juga relatif mudah didapat. Komunitas Vantrend Solo di sebut Vantrend Solo Raya (VTSR) dimana VTComm adalah komunitas nasional dimana tiap daerah bisa membuat chapter sendiri seperti Malang Vantrend Community, Vantrend Jogja Community, Vantura, Vantrend Karawang Community dan masih banyak lagi. 
     Dalam komunitas ini rasa kebersamaan dan persaudaraan sangat erat sebagai contoh jika ada salah satu anggota yang sedang mengalami masalah dengan mobil dijalan maka akan ada anggota yang terdekat  segera datang membantu meskipun sedang berada di luar kota melalui kontak via Group WA VTComm masing2 kota atau di share melalui FB. Acara Kopdar (Kopi Darat) juga tergolong sering dilakukan dengan tempat sesuai kesepakatan termasuk kopdar gabungan dengan SML (Solo Mazda Lover) juga pernah dilakukan oleh teman2 VTSR. Seringkali kopdar VTSR dilakukan di daerah Kartasura tepatnya di depan RS PKU Kartasura ada deretan ruko yang memiliki halaman parkir lumayan luas sehingga mampu menampung mobil Vantrend teman2 VTSR. Dalam group VTSR ini terdiri dari berbagai macam profesi mulai dari karyawan BUMN (Om Didit), pemilik counter HP (Arie Coy), bengkel mesin Galeri Sotta, bengkel mesin Wonogiri (Pakdhe Woto), bengkel cat (Lik Amin), bengkel AC mobil (om Iwan Effendi), karyawan rumah sakit, bengkel spesialis fiber (Om Eko Setiawan) dan masih banyak lagi berbagai profesi yang tergabung disini. Dengan adanya perbedaan ini justru rasa kebersamaan menjadi lebih erat karena bisa saling membantu sesuai dengan bidangnya masing-masing.
     Bagi Anda yang memiliki mobil Vantrend dan ingin bergabung dengan saudara2 VTSR silahkan bergabung dengan kami di FB VTComm Solo Raya (Vantrend Community Solo Raya).  Kami suka dengan bersaudara dengan siap saja karena semakin banyak menyambung silaturahmi akan makin menambah wawasan kita juga rejeki kita pasti bertambah. 
Salam paseduluran sak lawase...!!!




Definition List

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Sample Text

Pages

Recent Posts

Popular Posts